Tata Cara Merawat Jenazah
Islam mengajarkan setiap umat islam tentang kewajibannya terhadap saudaranya se iman mulai dari saudaranya hidup sampai meninggal dunia. Menurut Kitab Safinatun Najah : Kewajiban muslim terhadap saudaranya yang meninggal dunia ada empat perkara, yaitu:
- Memandikan.
- Mengkafani.
- Menshalatkan (sholat jenazah).
- Memakamkan .
Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah ialah Kewajiban bagi orang yang hidup atas mayat ada empat. Pertama, memandikannya. Atau gantinya mandi, seperti tayammum jika mayat tidak dapat dimandikan dengan air, semisal mayat yang gosong terbakar api dengan sekiranya jika dimandikan maka akan rapuh dan hancur. Kecuali orang yang telah mati syahid. Sebab orang yang mati syahid haram dimandikan dan wajib dishalati.
Kedua, mengkafaninya setelah selesai memandikannya atau setelah men-tayamumi-nya.
Ketiga, menshalati setelah dimandikan dan dikafani secara sempurna.
Keempat, menguburkannya. Bagi mayat yang mati syahid disunnahkan dikuburkan berikut pakaian-pakaiannya yang menempel di badan. Sedangkan mayat orang kafir—baik dzimmi (kafir yang berdamai dengan umat Islam) atau harby (kafir yang memerangi umat Islam) tidak disholati
Cara Memandikan Muslim yang Meninggal Dunia
Minimal (paling sedikit): membasahi seluruh badannya dengan air dan bisa disempurnakan dengan membasuh qubul dan duburnya, membersihkan hidungnya dari kotoran, mewudhukannya, memandikannya sambil diurut/digosok dengan air daun sidr dan menyiramnya tiga (3) kali.
Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah tentang cara memandikan mayat.
Paling minimal memandikan mayat adalah dengan mengguyurkan air dengan secara merata pada sekujur tubuh mayit. Akan tetapi jika targetnya adalah memandikan mayat yang baik adalah dengan sekiranya dapat membersihkannya. Jika satu kali basuhan atau siraman belum juga dapat membersihkannya, maka harus disusul dengan siraman kedua, dan siraman berikutnya dan seterusnya.
Memandikan mayat yang paling sempurna adalah dengan cara membasuh kedua alat kelamin mayit, menghilangkan kotoran yang ada di dalam hidung mayat, mewudhukannya, menggosok sekujur tubuhnya dengan daun widara atau dengan sabun, membasuh dengan air tiga kali basuhan
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Amru An Naqid semuanya dari Abu Mu'awiyah - Amru berkata- Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khazim Abu Mu'awiyah Telah menceritakan kepada kami Ashim Al Ahwal dari Hafshah binti Sirin dari Ummu 'Athiyyah ia berkata; Ketika Zainad binti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami, Mandikanlah ia dengan bilangan ganjil, tiga, lima atau tujuh. Dan pada bilangan ke lima, campurkanlah dengan kapur barus atau sesuatu dari jenis kapur barus. Dan jika kalian telah usai memandikannya, maka beritahukanlah padaku. Ummu 'Athiyyah berkata, Setelah itu, kami memberitahukan kepada beliau, sehingga beliau pun memberikan kainnya dan beliau bersabda: 'Kenakan padanya.' Dan telah menceritakan kepada kami Amru An Naqid telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Hassan dari Hafshah binti Sirin dari Ummu 'Athiyyah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui kami, sementara kami sedang memandikan salah seorang putinya. Beliau bersabda: Mandikanlah ia dengan bilangan yang ganjil, lima atau lebih dari itu. yakni serupa dengan hadits Ayyub dan 'Ashim. Kemudian di dalam hadits ia mengatakan; Lalu kami memintal rambutnya dengan tiga pintalan, yakni pada kedua tanduknya dan satu pada ubun-ubunnya.
Cara Mengkafani Mayat
Minimal: dengan sehelai kain yang menutupi seluruh badan. Adapun cara yang sempurna bagi laki-laki: menutup seluruh badannya dengan tiga helai kain, sedangkan untuk wanita yaitu dengan baju, khimar (penutup kepala), sarung dan 2 helai kain
Telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz dari Yazid dari Muhammad bin Ibrahim dari Abu Salamah bahwa ia berkata; Saya bertanya kepada Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, saya berkata kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dikafani dengan berapa helai kain? Aisyah menjawab, (Beliau dikafani) dengan tiga helai kain putih
Cara Sholat Jenazah
Setelah mayit dimandikan dan dikafani, maka mayit siap untuk disholati.
Rukun shalat jenazah ada tujuh (7), yaitu:
1. Niat.
2. Empat kali takbir.
3. Berdiri bagi orang yang mampu.
4. Membaca Surat Al-Fatihah.
5. Membaca shalawat atas Nabi SAW sesudah takbir yang kedua.
6. Do’a untuk si mayat sesudah takbir yang ketiga.
7. Salam.
Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah tentang Rukun shalat janazah.
Ada tujuh (7) rukun shalat janazah. Pertama, niat shalat janazah. Kedua, empat kali takbir. Ketiga, berdiri bagi orang yang mampu. Jika tidak mampu berdiri, cukup dengan duduk. Keempat, membaca al-fatihah setelah takbir yang pertama. Kelima, membaca shalawat pada Nabi setelah takbir kedua. Keenam, do’a bagi mayit setelah takbir yang ketiga ini;
Gambar tatacara sholat jenazah
Gambar tatacara sholat jenazah
Takbir Pertama |
Membaca Alfatihah |
Takbir Kedua |
Membaca Sholawat |
Takbir Ketiga |
Takbir Ke Empat |
Membaca Do'a |
Mengucapkan Salam |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Uqbah bin Mukram Al Ammi keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Husain dari Abdullah bin Buraidah ia berkata, Samurah bin Jundub berkata; Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam aku masih kecil, dan saya telah menghafal (beberapa hadits) dari beliau, maka tidak ada yang menghalangiku untuk berbicara kecuali karena di sini terdapat orang-orang yang usia mereka lebih tua dariku. Dan sungguh, saya pernah shalat (jenazah) di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menshalatkan jenazah seorang wanita yang meninggal dunia ketika masa nifas (setelah melahirkan). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri (Shalat jenazah) di sebelah tengah-tengah badannya. Dalam riwayat Ibnul Mutsanna, ia berkata; telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Buraidah, ia berkata; Maka beliau pun berdiri tepat di tengahnya untuk menshalatkannya.
Thalhah bin Abdullah bin Auf berkata, "Aku shalat di belakang Ibnu Abbas atas suatu jenazah, lalu dia membaca al-Faatihah.[50] Dia berkata, 'Agar mereka mengetahui bahwa itu adalah sunnah (jalan syara).'"
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya ia berkata, saya telah membacakan kepada Malik dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggil kaum muslimin untuk menunaikan (shalat ghaib) untuk raja Najasyi, pada hari wafatnya. Maka beliau pun keluar menuju mushalla (tanah lapang) bersama mereka dan bertakbir sebanyak empat kali takbir
Telah menceritakan kepada kami Nashru bin Ali Al Jahdlami dan Ishaq bin Ibrahim keduanya dari Isa bin Yunus dari Abu Hamzah Al Himshi -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku Abu Thahir dan Harun bin Sa'id Al Aili -dan lafazhnya milik Abu Thahir- keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Amru bin Harits dari Abu Hamzah bin Sulaim dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair dari bapaknya dari 'Auf bin Malik Al Asyja'i ia berkata; Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca do'a dalam shalat jenazah: ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA'FU 'ANHU WA 'AAFIHI WA AKRIM NUZULAHU WA WASSI' MUDKHALAHU WAGHSILHU BILMAA`I WATS TSALJI WAL BARADI WA NAQQIHI MINAL KHATHAAYAA KAMAA YUNAQQOTS TSAUBUL ABYADLU MINAD DANASI WA ABDILHU DAARAN KHAIRAN MIN DAARIHI WA AHLAN KHAIRAN MIN AHLIHI WA ZAUJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHI WA QIHI 'ADZABAL QOBRI WA 'ADZABAN NAARI. (Ya Allah, Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, maafkanlah dia dan selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka). Auf berkata; Hingga saya berangan seandainya saya saja yang menjadi mayit itu, karena do'a Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada mayit tersebut..
Tara Cara Memakamkan Jenazah
Mengantar jenazah sampai tiba di pemakaman juga merupakan aktifitas yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. sebagaimana tertulis pada hadits berikut .” Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami Bahz telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepadaku Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: Barangsiapa yang menshalatkan jenazah, namun ia tidak sampai ikut mengantarnya maka baginya pahala satu qirath. Dan jika ia turut mengantarnya, maka baginya pahala dua qirath. Kemudian ditanyakanlah, Seperti apakah dua qirath itu? beliau menjawab: Yang paling kecil di antaranya adalah seperti gunung uhud.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Jika kalian melihat usungan jenazah, maka berdirilah hingga jenazah itu berlalu atau diletakkan. Dan
Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami Bahz telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepadaku Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: Barangsiapa yang menshalatkan jenazah, namun ia tidak sampai ikut mengantarnya maka baginya pahala satu qirath. Dan jika ia turut mengantarnya, maka baginya pahala dua qirath. Kemudian ditanyakanlah, Seperti apakah dua qirath itu? beliau menjawab: Yang paling kecil di antaranya adalah seperti gunung uhud.